Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan dan tidak ternilai harganya, meskipun bukan segala-galanya. Pengertian sehat menurut WHO sebagai mana dikutip dalam Undang-Undang Kesehatan RI Nomor: 23 tahun 1992 adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan tiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Spektrum pengertian sehat menurut WHO ini lebih luas dan dinamis; mencakup empat aspek, yaitu fisik, jiwa, sosial dan ekonomi. Dengan demikian, parameter kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik (tubuh), jiwa (mental), dan sosial saja, tetapi juga tingkat produktivitasnya, dalam arti mempunyai pekerjaan atau penghasilan yang secara ekonomis mampu membiayai keperluan hidup. Keempat faktor kesehatan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Apabila fisik seseorang mengalami gangguan, maka dengan sendirinya kondisi mental, sosial dan ekonominya akan terganggu. Begitu juga sebaliknya. Dengan demikian masalah kesehatan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat holistis dan harus ditangani secara menyeluruh.
Seseorang dikatakan sakit apabila terjadi gangguan dan atau kelainan pada diri orang tersebut. Gangguan dan atau kelainan itu disebabkan oleh banyak faktor dan memiliki beberapa ciri :
1.Ketakutan, was-was, stress berat dan kecemasan yang berlebihan
2.Ragu-ragu dan tidak bisa khusyu dalam beribadah
3.Menghadapi masalah hidup yang terasa tidak ada habis-habisnya dan sangat berat
4.Menderita sakit yang tak kunjung sembuh atau divonis tidak dapat disembuhkan.
Apabila umatnya ada yang sakit Rasulullah senantiasa menganjurkan untuk berobat, karena kesehatan sangat penting bagi manusia, dan menurut HR Muslim, seorang mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah. Hal ini sesuai dengan riwayat Imam Ahmad dari Ziyadah Ibnu Alaqah dari Usamah Ibnu Syarik, ia berkata ”Saya pernah bersama Rasulullah J, lalu beberapa orang Arab Badui datang dan bertanya kepada beliau, ”Wahai Rasulullah, apakah kami mesti berobat? Beliau menjawab, ”Ya wahai hamba Allah, berobatlah kalian karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit, kecuali menyediakan pula obatnya, kecuali satu penyakit”, Mereka bertanya ”Apakah itu?”, Beliau menjawab, ”Ketuaan” (HR. Ahmad dan Al Tirmidi).
Selain mencari penyembuhan dengan menggunakan obat, secara tersirat Rasulullah menganjurkan terapi psikologis untuk memberikan kestabilan kondisi psikologis dalam rangka membantu penyembuhan penyakit.
Dengan terapi psikologi atau mental menjadikan manusia merasa tidak sendirian, tetapi merasa bahwa ada Allah yang maha mengetahui, maha mengatur dan maha menyelesaikan segala masalah. Oleh karena itu meminta perlindungan kepada Allah (ta’awwudz) merupakan terapi untuk mencegah dari tekanan jiwa, kebingungan, kesedihan, kepengecutan dan ketidakdayaan menghadapi hutang, yang dapat menyebabkan syaraf tegang dan batin rapuh.
Akhir-akhir ini di masyarakat banyak penawaran-penawaran pengobatan alternatif yang menjanjikan kesembuhan dalam waktu yang relatif singkat, dengan mengatasnamakan pengobatan nabawi. Kenyataannya banyak dari pengobat-pengobat tersebut jauh dari tuntuan Al-Quran dan Al-Hadits. Oleh karena itu dalam mencari pengobatan harus mencari pengobat atau dokter yang benar-benar mengetahui ilmu pengobatan atau medis dengan baik.
Oleh karena itulah Bapak Moch. Subechan menulis sebuah buku yang berjudul : "Terapi Penyembuhan Melalui Sholat Tahajud" (Plus Pengobatan Secara Islami) yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan menuntun pembaca mendapatkan solusi penyakitnya, serta dikupas secara runtut, mendalam dan praktis sesuai dengan kaidah-kaidah agama (Al-Quran dan Al-Hadist).
Penerapan pengobatan Islami yang diterangkan dalam buku ini adalah metode pengobatan yang telah di lakukan di Klinik Pengobatan Nektaria Honey selama lebih dari 10 tahun, dimana penulis sebagai terapis sekaligus pemilik.
Buku Terapi Penyembuhan Melalui Sholat Tahajud ini merupakan buku penuntun bagi mereka yang mencari penyelesaian masalah kehidupan, baik masalah kesehatan, spiritual, keluarga, sosial, maupun ekonomi.
Melalui pendekatan Psychoneuroimmunology Terapi Sholat Tahajud, akan di kupas secara mendalam etika dan methode sholat yang dapat memberikan ketenangan jiwa, meningkatkan sistem syaraf, meningkatkan daya tahan tubuh dan menyembuhan berbagai penyakit. Dalam buku ini juga akan diungkap rahasia menggapai sholat khusyu sekaligus pembuktian secara medis, bagaimana parameter khusyu bisa di ukur dan dicapai secara mudah.
Dengan dilengkapi gambar dan tabel ilustrasi, buku ini akan mudah di pahami oleh para pembaca sehingga akan menghasilkan manfaat yang luar biasa. Insya Allah.
Spesifikasi Buku Terapi Penyembuhan Melalui Sholat Tahajud :
Ukuran 14 x 21 cm
Jenis Kertas : HVS 70 gram
Sampul : Soft Cover
Jumlah Halaman : 183 lembar
Harga Rp. 65.000,- (belum termasuk Ongkos Kirim)
Tata Cara Pemesanan :
- Kirimkan data lengkap diri Anda (beserta alamat pengiriman dan nomor telpon yang bisa dihubungi) melalui email : terapitahajud@gmail.com
Wassalamualaikum wr.wb...
1 komentar: on "Dapatkan : Buku "Terapi Penyembuhan Melalui Sholat Tahajud" karya Bpk. Moch. Subechan"
HADITS HADITS TENTANG SHOLAT MALAM
Diriwayatkan Aisyah r.a, ia berkata :
" Nabi saw mengerjakan sholat malam hingga bengkak kedua telapak kaki beliau,lalu aku katakan kepada beliau,'Mengapa engkau melakukan seperti ini, ya Rosulullah, padahal dosamu yang lalu maupun yang akan datang telah diampuni oleh Allah?'Beliau menjawab,'Apakah aku tidak boleh menjadi hamba Allah yang bersyukur?"
(HR Bukhori VIII/449 dan Muslim 2819 dan 2820)
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh r.a, bahwa Rosulullah saw bersabda :
“Setan mengikat pada ujung kepala salah seorang diantara kalian jika tidur dengan tiga ikatan. Masing-masing ikatan mengatakan : “Engkau masih memiliki malam yang panjang, maka tidurlah!’ Jika ia bangun lantas menyebut nama Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudlu, maka lepaslah ikatan berikutnya. Dan jika ia mengerjakaan sholat, maka terlepaslah satu ikatan lagi, sehingga keesokan harinya ia menjadi giat, demikian juga jiwanya akaan menjadi baik. Jika tidak demikian, maka keesokan harinya ia menjadi kotor jiwanya lagi pemalas.” (HR. Muslim 1163).
Posting Komentar